Tentang Kalajengking dan Cara Kalajengking Berkembangbiak
Kalajengking adalah hewan beruas dengan delapan buah kaki (Oktopoda)
yang termasuk dalam ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Kalajengking
masih berkerabat dengan Ketonggeng, Laba-laba, Tungau, dan Caplak.
Diperkirakan ada sekitar 2000 jenis Kalajengking di dunia.
Semua spesies Kalajengking memiliki bisa atau sengat yang terletak pada
ujung ekornya. Kalajengking menggunakan sengatnya untuk membunuh atau
melumpuhkan mangsanya agar mudah dimakan, selain itu Kalajengking juga
menggunakan sengatnya untuk melindungi diri dari ancaman. Sengatan
Kalajengking pada tubuh manusia dapat menimbulkan rasa nyeri seperti
terbakar dan pembengkakan. Pada beberapa spesies Kalajengking,
sengatannya bahkan dapat menyebabkan kematian.
Kalajengking betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan berat
dibanding Kalajengking jantan. Hal ini membuat Kalajengking betina tidak
bisa berlari cepat sehingga mereka menutupi kelemahan itu dengan
menjadi lebih agresif dan menyengat lebih cepat.
Kalajengking merupakan satu diantara Arthropoda Terstian tertua.
Fosilnya ditemukan sejak zaman Paleozoik 430 juta tahun yang lalu dengan
penampilan yang serupa dengan yang ditemukan saat ini. Populasi
Kalajengking tersebar di seluruh hutan di wilayah Indonesia, terutama di
pulau Jawa, Sumatera dan Maluku.
Kalajengking memiliki tubuh dengan panjang rata-rata 7 centimeter dan
ekor beruas yang berujung sebagai penyengat beracun. Kakinya terdiri
atas Empat pasang (8 buah kaki) dan sepasang Pedipalpi (capit) dengan
bentuk seperti pinset di ujung, yang digunakan untuk menangkap mangsa.
Kalajengking memiliki bulu sensor di bagian capit dan ekornya, yang
memungkinkan baginya untuk mendeteksi mangsa dan ancaman melalui getaran
di udara dan tanah.
Kalajengking mendiami habitat yang luas mulai dari gurun, hutan, gua,
padang rumput, bahkan ditemukan di bawah tumpukan batu salju pada
ketinggian di atas 12.000 kaki di pegunungan Himalaya Asia. Contoh jenis
Kalajengking yang banyak ditemukan di Asia termasuk Indonesia adalah
jenis Heterometrus Spinifer (Asian forest scorpion).
Kalajengking terbesar di dunia adalah Kalajengking Emperor yang memiliki
tubuh dengan panjang mencapai 20 centimeter. Kalajengking ini berasal
dari hutan hujan Afrika.
Cara Kalajengking berkembangbiak
Kalajengking berkembangbiak dengan cara Ovovivipar, yaitu kondisi dimana
telur Kalajengking disimpan dan berkembang di dalam tubuh Kalajengking
betina hingga menetas. Janin Kalajengking mendapatkan asupan nutrisi
dari sang induk. Jika sudah saatnya, bayi-bayi Kalajengking akan keluar
dari tubuh induknya dengan cara melahirkan.
Seekor Kalajengking betina dapat melahirkan 12 ekor bayi Kalajengking
bahkan lebih. Bayi-bayi Kalajengking akan lahir satu persatu, ketika
semuanya sudah lahir, mereka akan diletakkan di atas punggung induknya
sampai mereka cukup besar untuk hidup dan mencari makan sendiri.
Sahabat CintaSains juga bisa membaca artikel : Cara Perkembangbiakan Bekicot atau Keong Racun
Demikian artikel tentang Kalajengking dan Cara Kalajengking berkembangbiak. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar