Profesi Akuntansi adalah pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang akuntansi. Termasuk bidang pekerjaan akuntansi public, intern, keuangan / dagang, akuntansi pemerintah & akuntansi pendidikan. Seseorang yang bekerja di bidang akuntansi dan memiliki keahlian di bidang akuntansi maka disebutnya akuntan.
Keahlian yang Dimiliki Akuntan
Teori akuntansi
Akuntansi biaya
Pengauditan
Sistem akuntansi
Perpajakan
Sistem informasi manajemen
Akuntansi keuangan
Ekonomi perusahaan
Macam-Macam Profesi Akuntasi
Akuntan Publik Yang biasa dikenal dengan akuntan eksternal ini merupakan akuntan independen yang memberikan jasa2nya dengan pembayaran tertentu. Akuntan publik ini tentu bekerja bebas dan umumnya mendirikan kantor akuntan sendiri. Akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik tetap disebut akuntan publik (bukan dibawah perusahaan).
Akuntan Intern Adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan / organisasi dan biasa disebut akuntan manajemen. Jabatan akuntansi intern pada perusahaan dapat diduduki oleh staff biasa, kepala bagian atau direktur keuangan.
Akuntan Pemerintah Dari namanya udah ketebak ya sob, akuntan ini bekerja di lembaga2 kepemerintahan.
Akuntan Pendidik Merupakan akuntan yang bertugas mengajarkan pendidikan akuntansi, melakukan penelitian, pengembangan akuntasi, mengajar dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi.
Tugas Umum Masing-Masing Akuntan
Akuntan Publik Melakukan pemeriksaan / audit, memberikan jasa perpajakan dan memberikan jasa konsultasi manajemen.
Akuntan Intern Menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keungan yang ditujukan atau disiapkan untuk menghadapi audit eksterna, menyusun anggaran, menangani masalah perpajakan, melakukan audit internal perusahaan.
Akuntan Pemerintah Akuntan ini bekerja pada lembaga2 pemerintah seperti BUMN / BUMD, Inspektorat jendral, dsb. Mereka mengikuti aturan kerja yang diterapkan di masing2 departemen. Kalo tugas yang lainnya tentang akuntan pemerintah kalian pasti sudah tahu ya
Akuntan Pendidik Betugas dalam pendidikan akuntansi, mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi & melakukan penelitian ilmiah di bidang akuntansi.
Orang utan (atau orangutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan tropika Indonesia dan Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera.[2][3]
kumbang adalah sekelompok serangga yang membentuk ordoColeoptera/koĘliËËÉptÉrÉ/. Kata "coleoptera" berasal dari bahasa Yunani KunoκοΝξĎĎ, koleos, dan ĎĎÎľĎĎν, pteron,
yang jika keduanya disatukan berarti "sayap berselubung", karena
sebagian besar kumbang memiliki dua pasang sayap. Pasangan sayap yang
berada di depan disebut elytra.
Pasangan sayap ini mengeras dan menebal yang dapat melindungi pasangan
sayap di belakangnya dan juga melindungi bagian belakang tubuh kumbang.
Ordo Coleoptera memiliki spesies lebih banyak daripada ordo manapun, meliputi hampir 25% dari seluruh jenis bentuk kehidupan hewan yang diketahui.[2][3][4] Sekitar empat puluh persen dari seluruh spesies serangga yang telah terdeskripsi adalah kumbang (sekitar 400.000 spesies[5]) dan spesies baru sering ditemukan. Famili taksonomi paling besar, Curculionidae, juga masuk dalam ordo ini.
Penyebaran kumbang sangat luas. Kumbang dapat ditemukan di semua habitat besar, kecuali di lautan dan wilayah kutub. Mereka berinteraksi dengan ekosistemnya
dalam berbagai cara. Beberapa spesies kumbang adalah penghasil
detritus, dengan menghancurkan jaringan hewan dan tumbuhan yang mati,
memakan bangkai jenis-jenis tertentu, dan memakan sampah. Beberapa
spesies memakan jamur. Beberapa spesies adalah pemakan bunga dan buah. Ada juga spesies yang merupakan parasit atau parasitoid. Beberapa spesies lainnya adalah pemangsa atau predator bagi invertebrata lain. Banyak spesies kumbang predator ini yang penting sebagai pengendali hama pertanian. Contohnya, kumbang dalam famili Coccinellidae yang memangsa aphid, serangga sisik, thrips, dan serangga pengisap tanaman lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan hasil tanaman.
Sebaliknya, beberapa spesies kumbang adalah mangsa bagi berbagai
hewan invertebrata dan vertebrata, termasuk serangga, ikan, reptil,
burung, dan mamalia. Kumbang umumnya bukan hama yang serius, tetapi
mereka termasuk hama pertanian dan industri, seperti kumbang kentang ColoradoLeptinotarsa decemlineata, kumbang kapas Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang kacang tunggak Callosobruchus maculatus. Termasuk juga kumbang death-watch, larvanya dapat menyebabkan kerusakan serius pada bangunan dengan cara menggerogoti kayu.
Spesies dalam ordo Coleoptera umumnya ditandai dengan adanya eksoskeleton dan sayap depan yang keras (elytra). Elytra ini membedakan kumbang dari kebanyakan spesies serangga lainnya, kecuali beberapa spesies Hemiptera.
Eksoskeleton kumbang terdiri atas banyak piring yang disebut sklerit,
dipisahkan oleh jahitan tipis. Desain ini menciptakan pertahanan kumbang
sambil mempertahankan fleksibilitas. Anatomi umum kumbang cukup
seragam, meskipun organ dan pelengkap tertentu dapat sangat bervariasi
dalam penampilan dan fungsi di antara banyak famili dalam ordo ini.
Seperti semua serangga, tubuh kumbang dibagi menjadi tiga bagian:
kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen).
Etimologi
Kata "Coleoptera" berasal dari bahasa Yunani Kunokoleopteros, secara harfiah berarti "sayap selubung", dari koleos berarti "selubung" dan pteron, artinya "sayap". Nama tersebut diberikan pada kelompok ini oleh Aristoteles karena elytra mereka, sayap depan keras menyerupai tameng.
Penyebaran dan keragaman
Kumbang adalah ordo serangga terbesar, dengan 350.000-400.000 spesies dalam empat subordo (Adephaga, Archostemata, Myxophaga, dan Polyphaga),
menjadi sekitar 40% dari seluruh serangga yang dijelaskan, dan sekitar
30% dari seluruh hewan. Meskipun klasifikasi pada tingkat famili sedikit
tidak stabil, sekitar 500 famili dan subfamili sudah diketahui.[2][6] Coleoptera ditemukan di hampir semua habitat alam, termasuk habitat air tawar dan laut.[7]
Morfologi eksternal
Morfologi seekor kumbang, dengan kumbang biola sebagai spesies contoh
Karakteristik kumbang umumnya memiliki eksoskeleton sangat keras dan sayap depan keras (elytra).
Exoskeleton kumbang terdiri atas banyak lapisan yang disebut sklerit,
dipisahkan oleh jahitan tipis. Desain ini memberikan pertahanan berlapis
sambil mempertahankan fleksibilitas. Anatomi
umum kumbang cukup seragam, meskipun organ dan tambahan tertentu dapat
sangat bervariasi dalam penampilan dan fungsi antara satu famili dengan
famili lain. Seperti semua serangga, tubuh kumbang dibagi menjadi tiga
bagian: kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen).
Kepala biasanya telah sangat mengeras (karena pembentukan sclerotin) dan bervariasi dalam ukuran.[6] Pada kepala terdapat mulut yang mengarah ke depan atau kadang-kadang berputar ke bawah. Mata kumbang majemuk dan mungkin memperlihatkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa, seperti dalam kasus kumbang gasing
(famili Gyrinidae), mata mereka terpisah untuk memungkinkan pandangan
ke atas dan ke bawah permukaan air. Spesies lain juga dapat melakukan
penglihatan terpisah antara dua matanya, antara lain beberapa kumbang
tanduk panjang (famili Cerambycidae)
dan kumbang pengerek, serta banyak spesies lainnya memiliki mata yang
berlekuk ke beberapa derajat. Beberapa genera kumbang juga memiliki ocelli, yaitu mata sederhana yang kecil yang biasanya terletak jauh di belakang kepala (di vertex).
Antena kumbang utamanya adalah organ penciuman, tetapi dapat juga
digunakan untuk merasakan lingkungan sekitarnya secara fisik. Pada
beberapa famili, antena juga dapat digunakan untuk kawin, atau untuk
pertahanan bagi beberapa jenis kumbang. Dalam Coleoptera, bentuk antena
sangat bervariasi, tetapi sering juga serupa dalam beberapa famili.
Dalam beberapa kasus, antena jantan dan betina dalam satu spesies bisa
berbeda bentuk. Antena kumbang bentuknya bervariasi: mungkin lebih tebal
di ujung daripada di dasar, seperti benang, membengkok dengan sudut
tajam, menyerupai untaian manik-manik, menyerupai sisir, atau bergerigi.
Kumbang memiliki bagian-bagian mulut yang sama dengan belalang. Dari bagian mulut, yang paling umum dikenal mungkin mandibel
(rahang), yang terlihat seperti penjepit besar di depan beberapa
kumbang. Mandibel adalah struktur yang sering menyerupai gigi dan keras
untuk menarik, menghancurkan, atau memotong makanan atau musuh. Dua
pasang tambahan menyerupai jari, maksila dan palpi labial, ada di
sekitar mulut pada sebagian besar kumbang, digunakan untuk memasukkan
makanan ke dalam mulut. Pada banyak spesies, mandibel jantan lebih besar
daripada mandibel betina dari spesies yang sama.[6]
Dada (toraks)
Dada
(toraks) terbagi menjadi dua bagian yang terlihat, yaitu dada depan
(protoraks) dan pteratoraks. Pteratoraks adalah gabungan antara dada
tengah (mesotoraks) dan dada belakang (metatoraks), yang umumnya
terpisah pada spesies serangga lain, meskipun tersambung secara
fleksibel dengan dada depan. Bila dilihat dari bawah, dada adalah bagian
tempat adanya tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Perut (abdomen)
adalah semua yang ada di belakang dada.[2]
Bila dilihat dari atas, kebanyakan kumbang tampaknya memiliki tiga
bagian yang jelas, tetapi hal ini dapat menipu. Pada permukaan atas
kumbang, "bagian" tengah adalah lapisan keras yang disebut pronotum,
yang sebenarnya adalah hanya bagian depan dada; sedangkan bagian
belakang dada tersembunyi oleh sayap kumbang.
Kaki
Acilius sulcatus, seekor kumbang penyelam memperlihatkan kaki belakang yang terlah beradaptasi untuk hidup di dalam air
Kaki kumbang yang beruas banyak biasanya berujung pada dua atau lima
ruas kecil yang disebut tarsi. Seperti banyak ordo serangga lainnya,
kumbang memiliki cakar, biasanya sepasang, di ujung ruas tarsal terakhir
dari setiap kaki. Sementara sebagian besar kumbang menggunakan kaki
mereka untuk berjalan, bagi beberapa kumbang lainnya kaki dimodifikasi
dan disesuaikan untuk beragam kegunaan lain. Pada famili air – Dytiscidae, Haliplidae, banyak spesies Hydrophilidae
dan lainnya- kaki, terutama pasangan terakhir, telah disesuaikan untuk
berenang dan sering memiliki banyak rambut panjang untuk membantu tujuan
ini. Kumbang lainnya memiliki kaki fossorial yang melebar dan sering
berputar untuk menggali. Spesies dengan adaptasi tersebut ditemukan di
antara scarab, kumbang tanah, dan famili Histeridae.
Kaki belakang beberapa kumbang, seperti kumbang kutu (dalam
Chrysomelidae dan Curculionidae), membesar dan dirancang untuk melompat.
Sayap
Elytra
terhubung ke pterathorax. Elytra tidak digunakan untuk terbang, tetapi
cenderung untuk menutupi bagian belakang tubuh dan melindungi pasangan
sayap kedua (alae). Elytra harus dinaikkan untuk menggerakkan sayap
belakang untuk terbang. Sayap terbang dari kumbang bersilangan dengan
pembuluh darah dan dilipat setelah mendarat, sejajar dengan pembuluh
darah, dan disimpan di bawah elytra. Sebuah lipatan (jugum) dari membran
di dasar setiap sayap adalah suatu fitur karakteristik kumbang.[8] Kemampuan untuk terbang telah hilang pada beberapa kumbang, antara lain beberapa kumbang tanah (famili Carabidae) dan beberapa kumbang dari famili Curculionidae,
dan juga spesies dari famili lain yang tinggal di gurun dan gua. Banyak
kumbang memiliki dua elytra yang telah menyatu bersama-sama, membentuk
perisai yang kokoh di atas perut. Beberapa famili kumbang telah
kehilangan keduanya, baik kemampuan untuk terbang maupun elytra.
Contohnya yang dikenal adalah glowworm dari famili Phengodidae.
Perut (abdomen)
Perut adalah bagian belakang dari dada
belakang, terdiri atas serangkaian cincin, masing-masing dengan lubang
untuk bernafas dan respirasi, yang disebut ventilator, membentuk tiga
sklerit tersegmentasi berbeda: tergum, pleura, dan sternum. Tergum di
hampir semua spesies adalah membran, atau biasanya lembut dan
tersembunyi oleh sayap dan elytra bila tidak sedang terbang. Pleura
biasanya kecil atau tersembunyi pada beberapa spesies, dengan setiap
pleuron memiliki ventilator tunggal. Sternum adalah bagian yang terlihat
paling lebar dari perut, merupakan segmen yang tidak mengeras. Perut
itu sendiri tidak memiliki tambahan, tetapi pada beberapa kumbang
(misalnya, Mordellidae) telah terhubung dengan lobus sternal.[9]
Morfologi internal
Diagram yang menunjukkan anatomi internal umum kumbang
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan
kumbang sangat dipengaruhi oleh tanaman yang menjadi sumber makanan
mereka. Pada umumnya proses pencernaan dilakukan oleh midgut depan
(anterior) dengan bantuan enzim midgut. Saluran pencernaan pada dasarnya
terdiri atas faring yang pendek dan sempit, tetapi dapat melebar, dan ampela yang kurang berkembang. Setelah itu adalah midgut, yang spesiesnya bervariasi dalam ukuran, dengan sejumlah besar sekum, dengan hindgut yang panjangnya bervariasi. Biasanya, terjadi empat hingga enam kali tubulus Malpighi.[6]
Sistem saraf
Sistem saraf
pada kumbang bervariasi di antara spesies-spesies yang berbeda, dari
tiga ganglia dada dan tujuh atau delapan ganglia abdomen yang dapat
dibedakan dari ujung penyatuan semua ganglia untuk membentuk struktur
komposit.[2]
Sistem pernapasan
Seperti serangga umumnya, kumbang menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida melalui trakea. Udara memasuki tubuh melalui spirakel, dan bersirkulasi di dalam haemocoel pada sistem trakea dan tracheoles, melalui dinding tempat gas-gas yang terkait dapat berdifusi dengan tepat.[2]
Kumbang-kumbang penyelam, seperti Dytiscidae, membawa gelembung udara ketika menyelam.[2] Gelembung tersebut ditampung di bawah elytra atau ditempel pada tubuh oleh bulu-bulu hidrofobik khusus. Gelembung tersebut menutupi sedikitnya beberapa spirakel, sehingga memungkinkan oksigen masuk ke trakea.
Sistem peredaran darah
Seperti serangga-serangga lainnya, kumbang memiliki sistem peredaran darah terbuka, lebih didasarkan pada hemolimfa
daripada darah. Pembuluh bersegmen, seperti hati, menempel pada dinding
dorsal hemocoel. Pembuluh ini memiliki lubang-lubang kecil yang disebut
ostia dan mensirkulasikan hemolimfa dari rongga utama hemocoel keluar menuju rongga anterior di kepala.
Organ-organ khusus
Kumbang memiliki kelenjar khusus yang menghasilkan feromon yang digunakan untuk menemukan pasangannya. Feromon spesies Rutelinea dihasilkan dari sel-sel epitel yang melapisi permukaan bagian dalam segmen perut apikal; feromon berbasis asam amino spesies Melolonthinae
dihasilkan dari kelenjar di bagian atas abdominal. Spesies-spesies
lainnya menghasilkan feromon yang berbeda-beda jenis. Spesies Dermestidae menghasilkan ester dan spesies Elateridae menghasilkan asam lemak, turunan aldehid, dan asetat.[2]
Jaguar adalah binatang pemangsa yang mempunyai gigitan yang luar biasa kuat sehingga cangkang kura-kura
yang begitu kuat pun sanggup ditembusnya dalam sekali gigitan. Mereka
hidup dengan memangsa rusa, tapir, anjing, rubah dan juga binatang air
seperti ikan bahkan ular anaconda yang bertubuh besarpun bisa menjadi
mangsanya.
Singa (bahasa Sanskerta: Siášha, atau dalam bahasa Latin: Panthera leo) adalah spesies hewan dari keluarga felidae atau jenis kucing.
Singa merupakan hewan yang hidup berkelompok. Biasanya terdiri dari
seekor jantan dan banyak betina. Kelompok ini menjaga daerah
kekuasaannya. Umur singa antara 10 sampai 15 tahun di alam bebas, tetapi
dalm penangkaran memungkinkan lebih dari 20 tahun.
Singa betina jauh lebih aktif dalam berburu, sedangkan singa jantan
lebih santai bersikap menunggu dan meminta jatah dari hasil buruan para
betinanya. Singa jantan dipercaya lebih unggul dan perkasa dibandingkan
dengan kucing besar
lainnya, tetapi kelemahan singa ialah tidak bisa memanjat pohon sebagus
kucing-kucing besar lainnya. Singa jantan ditumbuhi bulu tebal di
sekitar tengkuknya, hal ini lebih menguntungkan untuk melindungi
tengkuknya, terutama dalam perkelahian bebas antara kucing besar yang
cenderung menerkam tengkuk untuk melumpuhkan musuhnya.
Kucing besar lainnya, seperti citah dan macan tutul memiliki ukuran tubuh jauh lebih kecil dibanding singa. Walaupun berasal dari keluarga yang sama dengan harimau, singa tidak suka dengan air. Berbeda dengan harimau yang suka dengan air.
Singa yang terkenal di dunia adalah Bongo. Singa yang menjadi bintang film dalam film George of the Jungle. Bongo adalah singa paling jinak yang meninggal karena sakitparu-paru. Singa kedua yang paling jinak di dunia adalah Zamba yang merupakan peliharaan Ralph Helfer.
Subspesies
Habitat singa.
Dahulu, singa hidup di seluruh Afrika, Eropa, Timur Tengah dan anak benua India. Tetapi sekarang habitat singa hanya di sebagian kecil anak benua India dan Afrika. Itu terjadi karena perburuan liar yang bertujuan mendapatkan kulitnya.
Berdasarkan temuan arkeologi
dari gambar-gambar di dinding, sekitar 15.000 tahun yang lalu
diperkirakan hidup di Eropa, dan 5.000 tahun yang lalu pernah ada di Yunani.
Fisiologi
Panjang singa jantan adalah 260-330 cm,
dan singa betina 240–270 cm. Panjang ekor jantan 70–105 cm, betina
60–100 cm. Panjang dari ujung kaki ke pundak jantan 80–123 cm, betina
75–110 cm. Berat singa jantan dewasa sekitar 150 kg - 250 kg, sedangkan singa betina berkisar 120–185 kg. Berat bayi singa yang baru dilahirkan sekitar 1,2 kg hingga 2,1 kg.
bulu tebalnya berevolusi tetapi tidak melewati pundak
Panthera leo melanochaita
panjang singa betina sekitar 170 cm. panjang ekor betina kira-kira 90 cm.
Panthera leo persica
panjang sekitar 190 cm. panjang ekor 80-90cm
Panthera leo senegalensis
bulu tebalnya tidak berevolusi. warna bulu tebalnya kuning.
Hidup
Singa habitatnya di padang pasir. Hewan ini tergolong noktural,
dalam sehari 20 jam berbaring di bebatuan atau di bawah pohon yang
teduh. Tiap kelompok terdiri dari jantan 1-6 ekor, betina 4-15 ekor.
Wilayah kekuasaan satu kelompok antara 20–400 km2. Jika
makanan habis, singa betina sehari penuh mencari makanan sambil
meluaskan wilayah kekuasaan. Tugas singa jantan adalah melindungi betina
dari singa jantan kelompok lain, dan menjaga wilayah kekuasaan. Saat
merebut wilayah kelompok lain, jantan yang merebut kelompok lain akan
membunuh anak singa yang berada di kelompok yang direbut. Kecepatan lari
singa jantan adalah 58 km/jam.
Makanannya daging, biasanya memangsa mamalia besar yang beratnya sekitar 50–500 kg. Selain itu, singa juga memangsa mamalia kecil seperti burung, reptil, dan serangga.
Singa biasanya berburu sewaktu malam, tetapi kalau di rumput panjang
yang bisa menutup tubuh bisa berburu siang hari. Biasanya, singa betina
yang berburu dan hasil buruan dimonopoli singa jantan.
Musim kawin
Pada saat musim kawin, sekali kopulasi
waktunya adalah 20 detik, sehari bisa menikah 50 kali. Waktu hamilnya
98-120 hari, dan betina yang hamil akan meniggalkan kelompok untuk
sementara. Sekali melahirkan akan melahirkan 1-6 ekor. Waktu menyusuinya
adalah 7-10 bulan. Selama 1 minggu, bayi singa tidak bisa melihat.
Setelah 3 minggu sudah bisa jalan. Betina yang melahirkan tidak akan
kembali ke kelompok sebelum anaknya berusia 6-8 minggu. Anak singa sudah
dapat makan daging setelah umur 3 bulan. Anak singa sering mati karena
dibunuh jantan dari kelompok lain atau tidak dirawat oleh singa betina
karena ketersediaan makanan yang sedikit. Anak singa yang hidup sampai 1
tahun hanya 40%, sampai 2 tahun adalah 20%, kalau sudah menjadi singa
dewasa persentase kematiannya menurun. Singa jantan umur 3-4 tahun sudah
menjadi singa dewasa, dan singa betina 3 tahun sudah menjadi singa
dewasa. Pernah ada singa yang dipelihara sampai umur 24 tahun.
Hubungan dengan manusia
Karena
pembukaan hutan, pembuangan limbah pabrik yang disebabkan manusia,
jumlah singa menjadi langka. Karena ulah-ulah manusia itu singa menjadi
sering menerkam manusia, seperti yang terjadi di Tanzania pada tahun
2004 yang mengorbankan 35 orang pekerja di pertambangan. Antara tahun 1994 sampai 2004 di Tanzania, singa telah menerkam 815 orang, dan 563 orang lainnya dimangsa. Namun sekarang ini singa dipakai para polisi di Afrika untuk membantu menangkap pemburu liar.
Berburu
Berburu
secara berkelompok dan mengejar mangsa. Alasan jantan tidak berburu
adalah bulu lebat dan badan besar sehingga bisa langsung ketahuan
mangsa, selain itu singa jantan tidak selincah singa betina karena berat
jantung singa jantan adalah 0,41 % dari seluruh tubuh sedangkan singa
betina berat jantungnya 0,51 % dari berat seluruh tubuh, karena itu
kecepatan berlari singa betina lebih cepat sehingga mencapai 81 km/jam.
Walaupun singa betina bisa lari dengan kecepatan tersebut, singa betina
hanya bisa mempertahankan energinya hanya dalam waktu beberapa menit.
Karena itu, sebelum menyerang mangsa, singa betina mendekati mangsa
sampai 30 m dari mangsa dan lebih memilih berburu pada malam hari. Untuk
menjatuhkan mangsa dalam satu terkaman, singa menerkam bagian hidung
atau mulut sehingga mangsa tidak bisa bernapas.
Singa biasanya menerkam mamalia besar seperti zebra, babi, antelop,
dll. Kalau ada kesempatan, singa bisa menyerang bintang besar yang
beratnya sekitar 300 kg. Walaupun bisa menyerang hewan-hewan besar
seperti badak dewasa, jerapah, dan gajah,
namun jarang dilakukan singa karena dapat menyebabkan luka dan cedera
pada singa. Biasanya, sekali makan singa bisa memakan 30 kg daging.
Kalau tidak bisa memakan habis mangsa, beberapa jam berhenti makan
sehabis itu makan lagi. Minimal singa jantan dewasa memerlukan 7 kg
daging per hari, singa betina dewasa memerlukan 5 kg daging per hari.
Anak singa pertama kali berburu pada umur 3 bulan. Meskipun
dinamakan, tetapi sebatas ikut berburu. Waktu berburu sebenarnya adalah
sewaktu umur sekitar 1,2 tahun.
Singa dalam cerita
Singa dianggap hewan yang paling megah dan sering dianggap raja rimba dalam cerita-cerita seperti dongeng. Singa sering dijadikan sebagai tokoh antagonis, tetapi singa juga sering dijadikan tokoh protagonis seperti dalam film animasiThe Lion King. Selain itu, ada sebuah sinetron yang berjudul Manusia Harimau yang menggambarkan watak singa yang senang berkelompok dengan cara mengeroyok di saat bersaing hidup dengan harimau.
Babun[1] atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Baboon[2] adalah monyet Dunia Lama yang bergenusPapio yang banyak terdapat di Afrika dan Arab, dan merupakan bagian dari subfamiliCercopithecinae. Lima spesies dari genus ini merupakan anggota non kera terbesar dari ordo primata, hanya mandrill dan drill yang lebih besar daripada mereka. Sebelumnya, gelada (genus Theropithecus) dan dua spesies (mandrill dan drill) dari genus Mandrillus
dikelompokkan dalam genus yang sama, dan monyet Dunia Lama ini masih
sering disebut sebagai babun dalam pembicaraan sehari-hari. Ukuran dan
berat mereka tergantung pada spesies. Babun guinea memiliki tinggi 50 cm (20 inchi) dan beratnya hanya 14 kg (30 pon) sementara yang terbesar adalah babun chacma bisa mencapai tinggi 120 cm (47 inchi) dan berat 40 kg (90 pon).
Taksonomi dan filogeni
Lima spesies Papio secara umum telah diakui, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat tentang apakah mereka benar-benar spesies penuh atau subspesies. Mereka adalah P. ursinus (babun chacma, ditemukan di Afrika selatan), P. papio (biasa disebut babun barat, babun merah, atau babun guinea, ditemukan di Afrika barat), P. hamadryas (babun hamadryas, ditemukan di Tanduk Afrika dan barat daya Arab Saudi), P. anubis (babun anubis, ditemukan di sabana Afrika utara-tengah) dan P. cynocephalus (babun kuning, ditemukan di tengah-selatan dan timur Afrika). Banyak penulis membedakan P. hamadryas sebagai spesies penuh, tetapi menganggap semua yang lain sebagai subspesies dari P. cynocephalus
dan merujuk kepada mereka secara kolektif sebagai "babun sabana". Ini
mungkin tidak membantu: didasarkan pada argumen bahwa perilaku dan fisik
babun hamadryas berbeda dengan spesies babun lain, dan bahwa hal ini
mencerminkan sejarah evolusi yang terpisah. Namun, studi terbaru
morfologi dan genetik Papio menunjukkan bahwa babun hamadryas
lebih berhubungan lebih erat dengan spesies babon dari utara (babun
guinea dan babun anubis) daripada spesies selatan (babun kuning dan
chacma).[3][4][5]
Semua babun memiliki moncong seperti anjing, rahang kuat dengan gigi taring
yang tajam, sepasang mata yang berdekatan, bulu yang tebal kecuali pada
moncong mereka, ekor pendek, dan bintik-bintik kasar pada pantat menonjol mereka.
Semua jenis babun menunjukkan dimorfisme seksual,
biasanya dalam ukuran, tetapi juga kadang-kadang dalam pengembangan
warna atau taring. Jantan dari spesies babun hamadryas juga memiliki
surai putih besar.
Perilaku dan ekologi
Babun adalah hewan terestrial dan dapat ditemukan di padang rumput terbuka, hutan terbuka dan bukit-bukit di seluruh Afrika. Mereka adalah omnivora, tetapi sebagian besar herbivora, namun mereka memakan serangga dan kadang-kadang memangsa ikan, kerang, kelinci, burung, monyet vervet, dan antelop kecil.[6]
Mereka adalah pemburu dan aktif pada waktu yang tidak teratur sepanjang
hari dan malam. Mereka dapat menyerang tempat tinggal manusia, dan di
Afrika Selatan, mereka telah dikenal karena memangsa domba dan kambing.
Predator utama mereka adalah manusia, singa, dubuk, dubuk belang dan macan tutul.[7]
Mereka dianggap sebagai mangsa sulit bagi macan tutul, meskipun, yang
sebagian besar merupakan ancaman bagi babun muda. Jantan yang besar akan
sering menghadapi mereka dengan mengedipkan kelopak mata mereka,
menunjukkan gigi mereka dengan menguap, membuat gerakan, dan mengejar
penyusup/predator.
Babun yang berada di penangkaran bisa hidup sampai umur 45 tahun,
sementara yang berada di alam liar harapan hidup mereka adalah sekitar
30 tahun.
Babon dapat memperoleh keterampilan pengolahan ortografi, yang merupakan bagian dari kemampuan membaca.[8]
Hubungan dengan manusia
Dalam mitologi Mesir, Babi adalah pendewaan dari babun hamadryas dan karena itu merupakan hewan suci. Ini dikenal sebagai pembantu Thoth, sehingga disebut juga Babun Suci.